Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia; adat, ahlak, watak, perasaan; sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai adat kebiasaan. Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat/moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Masih banyak beberapa pendapat tentang pengertian etika, diantaranya adalah :
- Etika berasal dan bahasa Inggris Ethics, artinya pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya.
- Etika berasal dan bahasa Latin Mos atau Mores (jamak), artinya moral, yang berarti juga adat, kebiasaan, sehingga makna kata moral dan etika adalah sama, hanya bahasa asalnya berbeda.
- Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 198) etika mengandung arti:
- Ilmu tentang apa yang baik dan apa
yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
- Kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak.
- Nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Faktor-faktor yang melandasi etika
adalah meliputi hal tersebut dibawah ini:
- Nilai-nilai atau value.
- Norma.
- Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
- Religius
1)
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral.
2)
Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik.
3) Agama
merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis yang paling penting.
4)
Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para
anggotanya.
Etika
merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral
masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam
kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal –
standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang bagus atau jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral yang benar benar dan salah, dan moral yang baik dan jahat.
Etika di masyarakat
a. Etika Berbeda Pendapat
- Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat.
- Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.
- Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu denga cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.
- Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
- Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
- Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah membantah dan kasar menghadapi lawan.
b. Etika Bergaul dengan orang lain
- Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.
- Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.
- Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka diberi hak dan dihargai.
- Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah keadaan mereka.
- Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.
- Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.
- Memaafkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.
- Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan bantah membantah dengan mereka.
c. Etika Di Jalan
- Berjalan dengan sikap wajar dan tawadlu, tidak berlagak sombong di saat berjalan atau mengangkat kepala karena sombong atau mengalihkan wajah dari orang lain karena takabbur.
- Memelihara pandangan mata, baik bagi laki-laki maupun perempuan.
- Tidak mengganggu, yaitu tidak membuang kotoran, sisa makanan di jalan-jalan manusia, dan tidak buang air besar atau kecil di situ atau di tempat yang dijadikan tempat mereka bernaung.
- Menjawab salam orang yang dikenal ataupun yang tidak dikenal.
- Menunjukkan orang yang tersesat (salah jalan), memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan dan menegur orang yang berbuat keliru serta membela orang yang teraniaya.
- Perempuan hendaknya berjalan di pinggir jalan.
Etika di tempat kerja
Etika Berpakaian. Janganlah anda mengenakan pakaian kantor yang terlalu seksi dan terbuka jika di
kantor terdapat peraturan mengenakan pakaian tertutup. Jangan sampai atasan dan
rekan kerja gerah melihat pakaian anda yang terkesan seksi. Tampil modis dan
bergaya tanpa membuka aurat yang seharusnya tertutup.
Etika Bertelepon. Ketika
anda menerima atau menelepon menggunakan fasilitas kantor, hendaknya bukan
digunakan untuk urusan pribadi. Kalaupun anda kepepet menggunakan fasilitas
telepon untuk keperluan pribadi, jangan menggunakan line telepon terlalu lama.
Apabila anda bekerja sebagai costumer services suatu perusahaan, hendaknya
selalu menyapa dengan sopan setiap ada telepon masuk.
Terdapat tiga pembagian mengenai etika, yaitu sebagai berikut:
1. Etika deskriptif
Etika deskriptif melukiskan tingkah
laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang
baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
Etika deskriptif tidak memberi penilaian tetapi menggambarkan moralitas pada
individu-individu tertentu, kebudayaan atau subkultur tertentu dalam kurun
waktu tertentu.
2.
Etika normatif
Pada etika normatif terjadi
penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian ini terbentuk atas dasar norma.
Etika normatif bersifat preskriptif (memerintahkan), tidak melukiskan melainkan
menentukan benar atau tidaknya tingkah laku. Etika normatif menampilkan
argumentasi atau alasan atas dasar norma dan prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat diterapkan dalam praktik.
3.
Metaetika
“Meta” berasal dan bahasa Yunani
yang berarti melebihi atau melampaui. Metaetika mempelajari logika khusus dan
ucapan-ucapan etis. Pada metaetika mempersoalkan bahasa normatif apakah dapat
diturunkan menjadi ucapan kenyataan. Metaetika mengarahkan pada arti khusus dan
bahasa etika.
2. PENGERTIAN PROFESIONALISME
Profesi berasal dari bahasa latin
“Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila
artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan “apa saja”
dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan
berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan
norma-norma sosial dengan baik.
Pengertian profesi dapat dibedakan
menjadi: pertama: profesi pada umumnya. Kedua: profesi luhur atau mulia
(officium noble). Profesi pada umumnya adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian yang khusus. Persyaratan adanya keahlian yang khusus inilah yang
membedakan antara pengertian profesi dengan pekerjaan walaupun bukan mejadi
garis pemisah yang tajam antara keduanya. Sedangkan yang dimaksud dengan
profesi luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan suatu pelayanan
pada manusia atau masyarakat. Orang yang melaksanakan profesi luhur sekalipun
mendapatkan nafkah (imbalan) dari pekerjaannya, namun itu bukanlah motivasi
utamanya.
Pekerjaan tidak sama dengan profesi.
Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah
pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi
sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi
sebagai suatu ketentuan, sedangkan sebaliknya pekerjaan tidak memiliki aturan
yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena
hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing
Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme
adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau
ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti:
bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan
latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
CIRI-CIRI PROFESIONALISME :
- Memiliki keterampilan yang tinggi
dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas yangbersangkutan dengan bidang tadi.
- Memiliki ilmu dan pengalaman serta
kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi
cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar
kepekaan.
- Memiliki sikap berorientasi ke
depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang
terbentang di hadapannya.
- Memiliki sikap mandiri berdasarkan
keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat
orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan
pribadinya.
KODE ETIK PROFESI :
Kode etik profesi dapat diartikan
sebagai pola aturan, tata cara, tanda atau pedoman etis dalam melakukan sebuah
kegiatan, pekerjaan bahkan perilaku. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma
yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam mengarungi kehidupannya dalam masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi para anggota profesi tentang bagaimana
mereka melaksanakan profesinya. Dalam kode etik, profesi juga terdapat
larangan-larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang apa yang tidak boleh
diperbuat atau dilaksanakan oleh mereka yang merupakan anggota profesi. tidak
hanya itu, kode etik profesi pun, berisi tentang tingkah laku anggota profesi
pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat. Dengan demikian
kode etik profesi berperan sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan.
KESIMPULAN :
Etika
lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.Perbuatan baik
atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika karena berasal dari hasil
berfikir. Penerapan Etika bisa meliputi dalam wadah keluarga,masyarakat
dan tempat kerja. Jika seseorang dapat menggunakan etika yang baik disemua
tempat, maka seseorang itu akan mudah bergaul serta disenangi disemua
lingkungan.
Profesionalisme
adalah kemampuan dari seseorang dalam menjalankan tugasnya dan profesinya
dengan baik dan menetapkan komitmen terhadap profesinya guna mengembangkan
kemampuan dalam melaksanakan tugasnya.Seseorang yang professional akan berusaha
yntuk melakukan yang terbaik guna memberikan kepuasan kepada diri sendiri dan
orang lain yang berhubungan dengan profesinya.
KEUNTUNGAN
:
Seseorang
yang mempunyai etika yang baik serta menjunjung tinggi profesionalisme akan
sangat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral serta dapat
membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah.
Dan serta Memiliki prinsip berdasarkan
keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat
orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan
pribadinya.
KERUGIAN :
Sangat
jelas seseorang yang tidak punya etika serta profesionalisme akan sekali mudah
dijauhi oleh orang-orang disekitarnya dikarenakan tiduk mempunyai pendirian atu
prinsip dalam melakukan sesuatu. Terlebih lagi dalam menghargai pendapat dari
orang lain.
Referensi
:
http://tempatberbagieko.blogspot.com/2013/07/contoh-makalah-etika_23.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar